Thursday, November 15, 2007

SBY dan KELUARGA

Susilo Bambang Yudhoyono & Kristiani Herrawati
dalam prosesi pernikahan pada 30 Juli 1976

Kisah cintanya bersemai saat digembleng sebagai taruna di Lembar Tidar. Mahligai rumah tangga pun dirangkai tanpa aral. Kini, kedua buah hatinya siap menyusul kesuksesannya.

Tuesday, November 13, 2007

SBY dan PACITAN


Menjelajahi medan berat untuk sebuah petualangan
dan kebersamaan
dengan teman-teman.(doc.pribadi)
Siswa berbakat dari Tremas. Suatu siang yang terik di desa Tremas, Arjosari, Kab. Pacitan-Jawa Timur. Seorang wanita tampak gelisah. Ia berkubang dalam sebuah penantian yang mempertaruhkan jiwa dan raganya. Bila tidak ada aral melintang, Siti Habibah, perempuan itu, sebentar lagi resmi menjadi ibu muda.
Sekitar 15km dari pusat kota Pacitan, tepatnya dilingkungan Pondok Pesantren Tremas itulah Siti Habibah menunggu saat-saat kelahiran buah hatinya yang pertama. Seperti halnya sang istri, perasaan suaminya Soekoco pun campur aduk tak karuan. Nun jauh di sana, di tempat tugasnya sebagai bintara TNI di kecamatan yang berbeda.

Selepas azan lohor, putri salah satu pendiri Pondok Pesantren Tremas ini pun melahirkan seorang bayi laki-laki yang sehat jasmani dan rohani dengan selamat. Ayah, ibu dan saudara-saudara Siti Habibah kini kini dapat menarik napas lega.

Mendapat kabar kalau anak yang dinanti-nantikan telah lahir, Soekotjo segera melesat ke Tremas. Ketika melihat sang bayi, yang kemudian menjadi anak tunggalnya, ia langsung bersujud syukur kepada Allah SWT, karena sang bayi sehat walafiat. Dalam suasana suka cita, ia lantas menarik pistol dari pinggangnya. Spontanitas ia meletakkan pistol tersebut di atas dahi sang bayi.

Penggemar dunia pewayanga ini pun memberi nama putranya semata wayang: Susilo Bambang Yudhoyono(SBY). Susilo berarti orang yang santun dan penuh kesusilaan, bambang adalah ksatria, yudho bermakna perang, sedangkan yono sama dengan kemenangan. Susilo Bambang Yudhoyono, seorang yang santun, penuh kesusilaan, kesatria dan berhasil memenangkan setiap peperangan. Sebuah nama yang sarat makna.

Selanjutnya Susilo atau Sus, begitu kedua orang tuanya memanggil pria kelahiran 9 September 1949 ini, tumbuh dan berkembang sebagai anak desa yang cerdas dan pandai bergaul. Posturnya kurus tinggi. Kulitnya yang kuning bersih, membedakannya dari teman-teman sebaya, yang umumnya berkulit legam terbakar terik matahari.

Pasangan Soekotjo dan Siti Habibah memberi Susilo kasih saying besar buat anak semata wayangnya. Kalau Soekotjo lebih menitikberatkan pada kerja keras dan disiplin, sang ibu lebih masalah iman dan ketakwaan. “Ayah membimbing saya dalam disiplin, kemudian mendorong saya untuk belajar keras,” ujar Susilo.
Suatu hari, waktu susilo duduk di kelas tiga Sekolah Rakyat di Desa Purwoasri, Kecamatan Kebonagung, ada latihan perang-perangan di desanya. Susilo dan teman-teman sekolah pun tertatik untuk menonton










Thursday, November 8, 2007

SBY dan CANDRADIMUKA

Ia sosok yang suka meningkatkan kualitas dan kemampuan diri. Tak hanya di dunia militer, wawasannya juga terasah di pelbagai bidang keilmuan. Bintang baru telah terbit.
Tahun 1973, ia lulus dari Akademi Militer Indonesia (Akabri: Angkatan Bersenjata Republik Indonesia dengan penghargaan Adhi Makayasa sebagai murid lulusan terbaik dan Tri Sakti Wiratama yang merupakan prestasi tertinggi gabungan mental, fisik, dan intelek. Periode 1974-1976, ia memulai karier di Dan Tonpan Yonif Linud 330 Kostrad. Pada tahun 1976, ia belajar di Airborne School dan US Army Rangers, American Language Course (Lackland-Texas), Airbone and Ranger Course (Fort Benning) Amerika Serikat.
Ringkasan:
Akademi Angkatan Bersenjata RI (Akabri) tahun 1973
American Language Course, Lackland,
Texas AS, 1976
Airbone and Ranger Course, Fort Benning , AS, 1976
Sersan Mayor Satu Taruna Susilo Bambang Yudhoyono
(tahun 1973)/(doc.pribadi)
Infantry Officer Advanced Course, Fort Benning, AS, 1982-1983
On the job training di 82-nd Airbone Division, Fort Bragg, AS, 1983
Jungle Warfare School,
Panama, 1983
Kursus Senjata Antitank di
Belgia dan Jerman, 1984
Kursus Komando Batalyon, 1985
Sekolah Komando Angkatan Darat, 1988-1989
Command and General Staff College, Fort Leavenwort,
Kansas, AS
Master of Art (MA) dari Management Webster University,
Missouri, AS
Doktor dalam bidang Ekonomi Pertanian dari Institut Pertanian Bogor (IPB), tahun 2004.

Wednesday, November 7, 2007

SBY dan BUGAR

SBY-ZIDANE adu Jugling
MEN SANA IN CORPORE SANO, didalam jiwa yang sehat terdapat tubuh yang kuat. SBY selalu menyempatkan waktunya untuk berolah raga agar keseimbangan tubuh tetap terjaga. Olah raga kegemarannya sejak kecil adalah Bola volley dan Tennis, dengan semakin bertambahnya usia beliau beralih olahraga dengan bermain Golf.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tak mau kalah dengan maestro sepak bola Zinedine Zidane. Di lapangan dalam istana, presiden dan mantan kapten Timnas Prancis itu kemarin beradu juggling (memantulkan bola dengan kedua kaki). Sudah bisa diduga, Zidane jauh lebih lihai dibandingkan SBY.


Legenda bola yang akrab dipanggil Zizou itu tiba di istana pukul 10.45. Puluhan wartawan langsung mengerubungi mantan bintang Real Madrid tersebut saat turun dari Toyota Alphard hitam.

Zizou mengenakan kemeja batik cokelat keemasan dipadu celana jins biru dan sepatu kets putih. Paspampres yang biasanya melarang masuk tamu istana yang bercelana jins kemarin mempersilakan pria keturunan migran asal Aljazair itu dengan ramah.

Puluhan wartawan dan pegawai istana berusaha mendekatinya untuk berfoto atau meminta tanda tangan. Suasana pun heboh. Tanaman hias di kompleks istana menjadi korban karena terinjak-injak fans Zidane tersebut.

Di halaman dalam istana, SBY sudah menanti bersama Ibu Negara Ani Yudhoyono serta putra kedua, Edhie Baskoro, dan Annisa Larasati Pohan (menantu presiden dari anak pertama). Saat itu, hadir pula Menpora Adhyaksa Dault, Ketua Umum PSSI Nurdin Khalid, Sekjen PSSI Nugraha Besoes, dan pemain Timnas PSSI U-13 yang didampingi pelatihnya, Ronny Pattinasarani.

Acara diawali ramah tamah antara SBY dan keluarga dengan Zidane di gazebo istana. Gazebo itu berada di lapangan dalam istana, tepatnya lapangan rumput antara Istana Merdeka dan Istana Negara. Zidane datang bersama Duta Besar Prancis untuk Indonesia Catherine Boivineau, CEO Group Danone Franck Riboud, Vice President Grup Danone Emanuel Feber, dan Presdir PT Tirta Investama Pascal de Pettini.

SBY pun memperkenalkan satu per satu anggota keluarganya. Ketika mengenalkan Annisa Pohan, SBY salah ucap. "Mr Zidane, my son in law is also a football presenter in television," kata SBY. Seharusnya, SBY menyebut Annisa yang komentator acara La Liga (liga Spanyol) di RCTI sebagai my daughter in law.

Menggunakan bahasa Inggris, SBY menyatakan kekagumannya terhadap Zidane. "Selamat atas berbagai penghargaan yang Anda raih sebagai Player of The Year beberapa kali dan Golden Ball pada World Cup 2006," kata SBY. "Kami sangat bangga dengan keberhasilan Anda dan semoga kita dapat terus melanjutkan persahabatan dan kerja sama pada masa mendatang," lanjutnya.

SBY berharap Zidane dapat memotivasi anak-anak Indonesia untuk berprestasi. "Banyak orang Indonesia yang ingin lebih dekat mengenal Anda. Karena itu, pada kesempatan yang baik ini, silakan berbagi pengalaman dan pesan-pesan untuk kami dan tim nasional sepak bola Indonesia," ungkap SBY.

Pria yang bernama lengkap Zinedine Yazid Zidane itu menjawab dalam bahasa Prancis yang diterjemahkan ke bahasa Inggris. "Saya tahu orang Indonesia cinta sekali dengan olahraga, terutama sepak bola," katanya.

Baru pertama datang ke Indonesia, pria kelahiran Marseille, Prancis, 23 Juni 1972, itu mengaku senang. "Saya sangat bangga dan senang dapat berada di sini. Saya yakin, saya akan menghabiskan banyak waktu menyenangkan di Indonesia. Saya bisa melihat keramahan orang-orang Indonesia sejak saya mendarat," ujarnya yang langsung disambut tepuk tangan hadirin.

Bapak empat anak itu juga memberikan kenang-kenangan kepada SBY. Kaus tim nasional Prancis warna biru berlogo ayam jantan bernomor punggung 10 serta bertulisan nama belakangnya diserahkan kepada orang nomor satu di Indonesia tersebut. Edhie Baskoro juga mendapat kaus putih yang sudah ditandatangani Zidane. Tidak hanya itu, dia menyerahkan tiga bola yang ditandatanganinya.

Pada akhir sesi itu, Zidane diajak merumput oleh SBY. Awalnya, Zizou memeragakan juggling dengan berbagai gerakan di depan anak-anak yang tergabung dalam Tim Nasional Indonesia U-13. Meski sudah pensiun dari bola, dia masih mahir memainkan si kulit bundar. Beberapa kali, Zidane memamerkan gerakan juggling sambil memutar. SBY dan keluarga memberikan tepuk tangan meriah.

SBY yang mengenakan batik biru rupanya tidak tahan hanya menonton. Mantan Menko Polkam itu ikut unjuk kebolehan. Dugg, SBY menendang bola ke udara. Tendangannya cukup terkontrol ke arah anak-anak Timnas U-13. SBY mengulang tendangan tersebut sampai dua kali karena diminta fotografer dan kamerawan.

Hanya sekitar setengah jam Zidane berada di Istana Kepresidenan. Puas adu juggling dengan SBY, Zizou pamit dan langsung terbang dengan helikopter ke Sukabumi, Jawa Barat.

Tuesday, November 6, 2007

SBY dan INDONESIA

INDONESIA
SELAMATKAN BANGSA YANG BESAR INI

Monday, November 5, 2007

SBY dan BIOGRAFI

Susilo Bambang Yudhoyono adalah presiden RI ke-6. Berbeda dengan presiden sebelumnya, beliau merupakan presiden pertama yang dipilih secara langsung oleh rakyat dalam proses Pemilu Presiden putaran II 20 September 2004. Lulusan terbaik AKABRI (1973) yang akrab disapa SBY ini lahir di Pacitan, Jawa Timur 9 September 1949. Istrinya bernama Kristiani Herawati, merupakan putri ketiga almarhum Jenderal (Purn) Sarwo Edhi Wibowo.
Pensiunan jenderal berbintang empat ini adalah anak tunggal dari pasangan R. Soekotjo dan Sitti Habibah. Darah prajurit menurun dari ayahnya yang pensiun sebagai Letnan Satu. Sementara ibunya, Sitti Habibah, putri salah seorang pendiri Ponpes Tremas. Beliau dikaruniai dua orang putra yakni Agus Harimurti Yudhoyono (mengikuti dan menyamai jejak dan prestasi SBY, lulus dari Akmil tahun 2000 dengan meraih penghargaan Bintang Adhi Makayasa) dan Edhie Baskoro Yudhoyono (lulusan terbaik SMA Taruna Nusantara, Magelang yang kemudian menekuni ilmu ekonomi).
Pendidikan SR adalah pijakan masa depan paling menentukan dalam diri SBY. Ketika duduk di bangku kelas lima, beliau untuk pertamakali kenal dan akrab dengan nama Akademi Militer Nasional (AMN), Magelang, Jawa Tengah. Di kemudian hari AMN berubah nama menjadi Akabri. SBY masuk SMP Negeri Pacitan, terletak di selatan alun-alun. Ini adalah sekolah idola bagi anak-anak Kota Pacitan. Mewarisi sikap ayahnya yang berdisiplin keras, SBY berjuang untuk mewujudkan cita-cita masa kecilnya menjadi tentara dengan masuk Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri) setelah lulus SMA akhir tahun 1968. Namun, lantaran terlambat mendaftar, SBY tidak langsung masuk Akabri. Maka SBY pun sempat menjadi mahasiswa Teknik Mesin Institut 10 November Surabaya (ITS).
Namun kemudian, SBY justru memilih masuk Pendidikan Guru Sekolah Lanjutan Pertama (PGSLP) di Malang, Jawa Timur. Sewaktu belajar di PGSLP Malang itu, beliau mempersiapkan diri untuk masuk Akabri. Tahun 1970, akhirnya masuk Akabri di Magelang, Jawa Tengah, setelah lulus ujian penerimaan akhir di Bandung. SBY satu angkatan dengan Agus Wirahadikusumah, Ryamizard Ryacudu, dan Prabowo Subianto. Semasa pendidikan, SBY yang mendapat julukan Jerapah, sangat menonjol. Terbukti, belaiu meraih predikat lulusan terbaik Akabri 1973 dengan menerima penghargaan lencana Adhi Makasaya.
Pendidikan militernya dilanjutkan di Airborne and Ranger Course di Fort Benning, Georgia, AS (1976), Infantry Officer Advanced Course di Fort Benning, Georgia, AS (1982-1983) dengan meraih honor graduate, Jungle Warfare Training di Panama (1983), Anti Tank Weapon Course di Belgia dan Jerman (1984), Kursus Komandan Batalyon di Bandung (1985), Seskoad di Bandung (1988-1989) dan Command and General Staff College di Fort Leavenworth, Kansas, AS (1990-1991). Gelar MA diperoleh dari Webster University AS. Perjalanan karier militernya, dimulai dengan memangku jabatan sebagai Dan Tonpan Yonif Linud 330 Kostrad (Komandan Peleton III di Kompi Senapan A, Batalyon Infantri Lintas Udara 330/Tri Dharma, Kostrad) tahun 1974-1976, membawahi langsung sekitar 30 prajurit.
Batalyon Linud 330 merupakan salah satu dari tiga batalyon di Brigade Infantri Lintas Udara 17 Kujang I/Kostrad, yang memiliki nama harum dalam berbagai operasi militer. Ketiga batalyon itu ialah Batalyon Infantri Lintas Udara 330/Tri Dharma, Batalyon Infantri Lintas Udara 328/Dirgahayu, dan Batalyon Infantri Lintas Udara 305/Tengkorak. Kefasihan berbahasa Inggris, membuatnya terpilih mengikuti pendidikan lintas udara (airborne) dan pendidikan pasukan komando (ranger) di Pusat Pendidikan Angkatan Darat Amerika Serikat, Ford Benning, Georgia, 1975. Kemudian sekembali ke tanah air, SBY memangku jabatan Komandan Peleton II Kompi A Batalyon Linud 305/Tengkorak (Dan Tonpan Yonif 305 Kostrad) tahun 1976-1977. Beliau pun memimpin Pleton ini bertempur di Timor Timur.
Sepulang dari Timor Timur, SBY menjadi Komandan Peleton Mortir 81 Yonif Linud 330 Kostrad (1977). Setelah itu, beliau ditempatkan sebagai Pasi-2/Ops Mabrigif Linud 17 Kujang I Kostrad (1977-1978), Dan Kipan Yonif Linud 330 Kostrad (1979-1981), dan Paban Muda Sops SUAD (1981-1982). Ketika bertugas di Mabes TNI-AD, itu SBY kembali mendapat kesempatan sekolah ke Amerika Serikat. Dari tahun 1982 hingga 1983, beliau mengikuti Infantry Officer Advanced Course, Fort Benning, AS, 1982-1983 sekaligus praktek kerja-On the job training di 82-nd Airbone Division, Fort Bragg, AS, 1983. Kemudian mengikuti Jungle Warfare School, Panama, 1983 dan Antitank Weapon Course di Belgia dan Jerman, 1984, serta Kursus Komando Batalyon, 1985. Pada saat bersamaan SBY menjabat Komandan Sekolah Pelatih Infanteri (1983-1985)
Lalu beliau dipercaya menjabat Dan Yonif 744 Dam IX/Udayana (1986-1988) dan Paban Madyalat Sops Dam IX/Udayana (1988), sebelum mengikuti pendidikan di Sekolah Staf dan Komando TNI-AD (Seskoad) di Bandung dan keluar sebagai lulusan terbaik Seskoad 1989. SBY pun sempat menjadi Dosen Seskoad (1989-1992), dan ditempatkan di Dinas Penerangan TNI-AD (Dispenad) dengan tugas antara lain membuat naskah pidato KSAD Jenderal Edi Sudradjat. Lalu ketika Edi Sudradjat menjabat Panglima ABRI, beliau ditarik ke Mabes ABRI untuk menjadi Koordinator Staf Pribadi (Korspri) Pangab Jenderal Edi Sudradjat (1993).
Lalu, beliau kembali bertugas di satuan tempur, diangkat menjadi Komandan Brigade Infantri Lintas Udara (Dan Brigif Linud) 17 Kujang I/Kostrad (1993-1994) bersama dengan Letkol Riyamizard Ryacudu. Kemudian menjabat Asops Kodam Jaya (1994-1995) dan Danrem 072/Pamungkas Kodam IV/Diponegoro (1995). Tak lama kemudian, SBY dipercaya bertugas ke Bosnia Herzegovina untuk menjadi perwira PBB (1995). Beliau menjabat sebagai Kepala Pengamat Militer PBB (Chief Military Observer United Nation Protection Force) yang bertugas mengawasi genjatan senjata di bekas negara Yugoslavia berdasarkan kesepakatan Dayton, AS antara Serbia, Kroasia dan Bosnia Herzegovina. Setelah kembali dari Bosnia, beliau diangkat menjadi Kepala Staf Kodam Jaya (1996). Kemudian menjabat Pangdam II/Sriwijaya (1996-1997) sekaligus Ketua Bakorstanasda dan Ketua Fraksi ABRI MPR (Sidang Istimewa MPR 1998) sebelum menjabat Kepala Staf Teritorial (Kaster) ABRI (1998-1999).
Sementara, langkah karir politiknya dimulai tanggal 27 Januari 2000, saat memutuskan untuk pensiun lebih dini dari militer ketika dipercaya menjabat sebagai Menteri Pertambangan dan Energi pada pemerintahan Presiden KH Abdurrahman Wahid. Tak lama kemudian, SBY pun terpaksa meninggalkan posisinya sebagai Mentamben karena Gus Dur memintanya menjabat Menkopolsoskam. Pada tanggal 10 Agustus 2001, Presiden Megawati mempercayai dan melantiknya menjadi Menko Polkam Kabinet Gotong-Royong. Tetapi pada 11 Maret 2004, beliau memilih mengundurkan diri dari jabatan Menko Polkam. Langkah pengunduran diri ini membuatnya lebih leluasa menjalankan hak politik yang akan mengantarkannya ke kursi puncak kepemimpinan nasional. Dan akhirnya, pada pemilu Presiden langsung putaran kedua 20 September 2004, SBY yang berpasangan dengan Jusuf Kalla meraih kepercayaan mayoritas rakyat Indonesia dengan perolehan suara di attas 60 persen. Dan pada tanggal 20 Oktober 2004 beliau dilantik menjadi Presiden RI ke-6.